ke 10
Nama : Dewi Ursula Azzahro
Nim akhir : 02
Bagaimana wirausaha berbasis syariah berdasarkan akhlak Rasulullah Saw
Islam mengajak semua muslim untuk menjadi wirausahawan dalam kehidupan mereka dengan diberikan aturan yang harus diikuti oleh semua muslim yang berasal dari Al-Quran dan Al-Hadits. Sebagaimana Allah Berfirman dalam QS An Najm: 39-40:"dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain aoa yang telah diusahakanya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya)".
Sebagai figure wirausaha dalam ekonomi islam, Nabi Muhammad saw. merupakan suri tauladan yang paling baik diantara banyaknya para pebisnis sukses saat ini. Nabi Muhammad saw mengajarkan nilai kesadaran akan pentingnya sebuah etika, kejujuran dan perinsip-prinsip islam
maka perlu mengetahui strategi atau cara berbisnis berlandaskan ahklak nabi Muhammad saw. Antara lain:
1. As-Sidiq atau jujur, jika seseorang sudah memiliki sifat jujur maka ia akan cenderung memiliki sikap integritas yang baik, rasulullah sendiri memiliki sifat As-Sidiq beliau dikenal dengan pribadi yang sangat jujur. Jika dalam dunia wirausaha saat ini kita sebut sebagai branding. Seperti sabda rasulullah "hendaklah kalian jujur (benar) karena kejujuran mengantarkan kepada kebaikan". Maka dari itu kejujuran menjadi sangat penting karena merupakan bentuk dari kesungguhan dan ketepatan (mujahadah dan itqan).
2. Amanah, atau dapat dipercaya. Memiliki sifat amanah akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan sikap penuh tanggung jawab pada setiap diri seorang muslim. Sifat amanah memainkan peranan yang fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung jawab ,kehidupan ekonomi dan bisnis akan hancur.
3. At-Tabligh atau dapat menyampaikan, Wirausaha yang efektif merupakan kempuan menyampaikan komunikasi. Dalam sudut pandang kewirausahaan berbasis syariah, tuhan telah memberikan kemampuan Istimewa pada manusia, tentu sudah sepantasnya manusia juga memilih jalan hidup yang istimewa dengan kemampuan yang dimilikinya. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Ahzab:39: "Orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan".
4. Al-fatanah atau cerdas, sifat ini harus dimiliki oleh para penggelut wirausaha. Pengusaha yang cerdas merupakan pengusaha yang memiliki kemampuan dalam memahami, menghayati, dan mengenal tugas dan tanggung jawab usahanya dengan baik. Artinya bahwa dalam melakukan kegiatan-kegiatan wirausaha harus dilakukan berlandaskan sifat kecerdasan, yakni dengan memanfaatkan potensi akal dan fikran yang ada dalam mencapai suatu tujuan.
Etika dalam melakukan wirausaha menjadi sangat penting terutama bagi seorang muslim yang diperlukan sebagai investasi dan dapat memberikan keuntungan dan mendapatkan jaminan kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Komentar
Posting Komentar